Senin, 23 November 2015

Proposal Bisnis



DANNY WAHYU ANGGORO
4EA22
11212703

TUGAS SOFTSKILL 4
CONTOH PROPOSAL BISNIS
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Setelah memperhatikan semakin meningkatnya jumlah pengangguran dan kurangnya pengetahuan di masyarakat untuk memanfaatkan peluang bisni, di karenakan kurangnya pengetahuan akan pemanfaatan sumberdaya yang ada dan menyebabkan semakin meningkatnya kerisis ekonomi di masyarakat, di karenakan kurangnya pemikiran yang luas untuk menciptakan lapangan pekerjaan baru, yang dapat membantu meningkatkan perekonomian bagi keluarga dan masyarakat.
Berwirausaha merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menjadikan jalan keluar dari permasalahan tersebut, banyak cara yang dilakukan dalam berwirausaha, misalnya mengolah barang mentah menjadi produk ataupun barang setengah jadi menjadi suatu produk yang mempunyai nilai jual yang cukup tinggi sehingga dapat dinikmati para konsumen.
Oleh karena itu penulis menciptakan suatu hasil atau produk yang memiliki nilai jual, penulis membuat kue “BOBICO” kue ini berbahan dasar ubi yang sangat mudah di dapatkan, akan tetapi masyarakat kurang akan pengolahannya, sehingga tida menyadari bahwa ubi ini jika di olah menjadi kue yang menarik dapat memiliki harga jual yang cukup tinggi.

1.2  Visi
Menjadikan makanan tradisional menjadi yang utama
1.3  Misi
1.      Selalu berinovasi dengan produk tradisonal
2.      Meningkatkan kualitas makanan tradisional
3.      Mengutamakan kualitas dalam pelayanan sehingga konsumen puas
                             

1.4  Tujuan kegiatan usaha
Tujuan penulis memilih jenis usaha ini yaitu :
1.      Mendapatkan keuntungan.
2.      Menarik minat konsumen untuk merasakan produk yang penulis buat, agar mencapai target penjualan.
3.      Dapat membuka lapangan pekerjaan baru.
4.      Membantu mempertahankan makanan tradisional agar tida hilang.

1.5  Maksud kegiatan usaha
      Dari hal membuka usaha ini penulis bermaksud ingin menyalurkan ilmu yang penulis miliki yaitu Kemampuan di bidang kuliner,  di dunia usaha bentuk dari pengalaman dan menambah wawasan atas ilmu yang telah penulis ketahuai dan ingin berinovasi dengan makanan tradisional sehingga makanan tradisional tida akan kalah dalam kualitas dengan makanan makanan di jaman yang moden ini, penulis akan berenovasi dengan mengembangkan kembali kue tradisional yaitu obi menjadi lebih menarik dan lebih berkualitas.
Penulis akan membuat “BOBICO” yaitu bola bola obi coklat yang hasil dari pengembangan dari kue obi.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Profil
Bobico adalah brand dari kegiatan usaha penulis, karena bahan bakunya adalah ubi, ubi biasanya di kenal dengan makanan pedesaan, namun kini penulis ingin mengebangkan kembali dengan cara mengolah ubi ini menjadi makanan yang menarik, sehingga ubi dapat di kenal luas oleh masyarakat, cara penulis memperkenalkan ubi ini secara luas yaitu dengan cara membuat hasil olahan dari ubi yang semenarik mungkin tanpa mengurangi isi nutrisi yang terkandung di dalamnya.
Ubi banyak sekali mengandung nutrisi penting bagi kesehatan, kandungan yang termasuk dalam ubi yaitu : vitamin A, C, E, betakeroten, magnesium, kalium dan kaya oksige, sehingga makanan ini dapat di konsumsi oleh semua kalangan, mulai dari anak anak hingga orang lanjut usia.

2.2 Strategi pasar
Agar rencana mendirikan usaha ini berjalan dengan lancar, upaya yang dilakukan dalam melakukan strategi pasar antara lain :

2.2.1 Segmenting
        Segmenting pasar adalah dengan menjadikan pembeli sebagai target yang akan di capai, produk yang harus penulis buat adalah produk yang dapat di nikmati oleh berbagai kalangan dari masyarakat dengan tingkatan berbeda, produk ini juga bisa di nikmatin dari anak anak hingga orang dewasa.

2.2.2 Targeting
        Target pasar yang penulis bidik adalah pada kalangan masyarakat setempat, sekolah penulis sendiri, serta warung warung kecil.

2.2.3 Positioning
        Agar produk penulis ini mudah dikenali oleh masyarakat, penulis berinovasi dengan cara menambahkan bahan baru yang membedakan makanan ini dengan yang ada, bahan yang penulis tambahkan yaiu seperti kacang, coklat dan seres mix, sehingga tampilan lebih menarik rasa lebih unggul dan kulitas sangat baik, sehingga konsumen dapat mengenali dengan mudah produk ini.

2.3 Analisis SWOT Sebagai kelayakan Usaha
Yaitu sebagai acuan untuk menghadapi persaingan dalam bidang usaha
Setiap kegiatan untuk memulai usaha penulis harus mengukur kemampuan
penulis terhadap lingkungan atau pesaing melalui SWOT.

2.3.1 Kekuatan ( Strength )
Rasa percaya bahwa produk ini akan diterima dengan baik oleh masyarakat luas, karena produk yang penulis buat ini mempunyai kualitas yang cukup tinggi karena bahan dasarnyaa menggunakan ubi yang banyak mengandung nutrisi juga pembuatan yang higienis.

2.3.2 Kelemahan ( Weakness )
1.    Produk tidak tahan lama.
2.    Produk mudah di tiru.
3.    Harga bahan baku tidak stabil.

  
2.3.3 Peluang ( Oportunity )
Produk ini memang sudah ada di kalangan masyarakat akan tetapi usaha bobico ini berbeda dengan obi yang biasa, bobico ini produk hasil modivikasi yang sedemikian sehingga menjadi produk baaru serta menarik yang dapat bersaing dengan makanan-makanan modern,
obi di jaman sekarang sudah  jarang sekali yang memproduksi, sehingga penulis mempunyai peluang yang cukup baik, dalam pemasaran, apalagi obi ini merupakan varian baru yang dapat menarik minat konsumen unuk merasakan sensasi baru dari obi ini.

2.3.4 Ancaman ( Treath )
Ancaman yang dapat timbul dari usaha BOBICO ini antara lain :
1.      Pesaing tidak sehat.
2.      Bahan baku yang tida stabil.
3.      Adanya produk serupa dengan kualitas baik dan harga murah sehingga menjatuhkan produk penulis.


BAB III
MANAGEMEN PRODUKSI

3.1 Proses Produksi
Kegiatan yang penulis lakukan dalam kegiatan produksi yaitu :
1.      Mengembangkan ide pembuatan produk dengan membaca kebutuhan konsumen terhadap sebuah produk yang sedang populer yaitu kuliner.
2.      Melalui bagian produksi, penulis mulai mentukan bahan baku penunjang selain bahan baku utama dalam hal ini, penulis melakukan survei ke pasar guna mendapatkan harga yang lebih kompetitif dasar pasar.
3.      Proses produksi, proses produksi dilakukan dengan rangkaian kegiatan yang mengedepankan kan azas higenis guna terciptanya kepercayaan terhapat konsumen akan produk yang penulis pasarkan.
4.      Menyusun laporan keuangan, tahapan ini di lakukan untuk membuat sistem managemen yang baik dalam kegiatan usaha. Penulis percaya, jika penangana keungan tersusun dengan baik maka semua kegiatan produksi akan berjalan lancar dan maksimal.
            
3.2 Bahan Baku
Dalam proses produksi penulis menggunakan bahan baku rincian sebagai
berikut :

Nama Bahan
Banyaknya
Harga Satuan
Harga total
1.
Ubi jalar
16 kg
Rp. 2.500
Rp. 40.000
2.
Tepung  tapioka
4 kg
Rp. 8.000
Rp. 32.000
3.
Gula merah
1 kg
Rp. 14.000
Rp.14.000
4.
Kacang
1 kg
Rp. 25.000
Rp. 25.000
5.
Garam
1 pcs
Rp.1.000
Rp. 1000
6.
Coklat
5 pcs
Rp. 1.0000
Rp. 50.000
7.
Seres
5 pcs
Rp.5.000
Rp. 25.000
Total
Rp. 187.000
Table 1.1 ( Daftar bahan baku )


3.3 Peralatan Dan Perlengkapan
Dalam kegiatan produksi penulis, peralatan dan perlengkapan yang penulis gunakan sebagai berikut :

3.3.1 Peralatan
No
Nama Barang
Banyaknya
1.
Dulang
1
2.
Gelas ukur
1
3.
Baskom
1
4.
Pisau
1
5.
Panci
1
6.
Wajan
1
Tabel 1.2. ( Daftar Peralatan)

3.3.2 Perlengkapan

No
Nama Barang
Banyaknya
Harga Satuan
Jumlah
1.
Label
5 lbr
Rp. 3000
Rp. 15.000
2.
Sarung Tangan Plastik
2
Rp. 1000
Rp. 2000
3.
Cup Plastik
10 pack
Rp. 8.500
Rp. 85.000
Total
Rp .102.000
Tabel 1.3 ( Daftar Perlengkapan )


3.4Biaya Lain – Lain
No
Nama Biaya
Jumlah
1.
Transportasi
Rp. 15.000
2.
Isi Ulang Gas
Rp. 18.000
Total
Rp. 33.000
Tabel 1.4 ( Biaya Lain – Lain)


3.5 Cara Pembuatan
1.      Siapkan bahan-bahan dan peralatan yang di butuhkan
2.      Kupas ubi kemudian cuci lalu kukus hingga matang atau melunak.
3.      Halus kan ubi dengan cara di tumbuk dengan menggunakan dulang sampai halus.
4.      Setelah ubi halus hingga berbentuk adonan masukan garam, tepung tapioka,  kemudian tumbuk kembali hingga tercampur rata.
5.      Setelah selesay ambil adonan sesendok dan masukan gula merah sedikit atau coklat sesuai slera, sebagai isiannya, lalu bulatkan sehingga menjadi bola bola kecil.
6.      Panaskan minya dengan api sedang, jika minyak sudah siap baru goreng adonan yang telah di benuk hingga berwarna coklat keemasan, setelah matang angkat lalu tiriskan.
7.      Setelah dingin bobico bisa di toping sesuai selera.

 BAB IV
RENCANA ANGGARAN

4.1  Modal / Pemasukkan
Modal yang penulis keluarkan dalam sekali produksi ialah sebesar
Rp. 322.000

Total biaya         = bahan baku + perlengkapan + biaya lain – lain
= Rp. 187.000 + Rp. 102.000 + Rp. 33.000
= Rp. 322.000
Total pengeluaran yang digunakan dalam satu kali produksi yang menghasilkan 100 produk dengan modal pengeluaran Rp. 322.000

4.2  Penentuan Harga Jual
Harga Pokok Produksi   = total biaya / hasil produksi 
= 322.000 x 100
= Rp. 3220,/pcs
Harga jual =  harga pokok+laba yang di inginkan
             =Rp.3220+Rp.1780
             =Rp.5000,-
Jadi harga jual nya yaitu (Rp.5000/pcs)

Description: C:\Users\Client9\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image008.gif
Description: C:\Users\Client9\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image006.gif
                                                      
4.3 Perhitungan Laba/Rugi 
Laba          = ( hasil produksi x harga jual) - modal                                      
= ( 100x Rp. 5000) – Rp.322.000
= Rp. 500.000 – Rp. 322.000
= Rp. 178.000,-

Persentase Laba =   laba / modal x 100%  x 100%


= 178.000 / 322.000
 x 100%                                                         

=  55,27%
Persentase dari laba bersih yang didapat dalam satu kali produksi yaitu 55,27%


BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
“BOBICO” merupakan brand produk yang di ciptakan oleh penulis dalam bidang ini, penulis menciptakan produk ini atas survey yang penulis lakukan unuk mencari peluang bisni yang baik dan bermanfaat (yang di butuh kan) oleh masyarakat, penulis sangat mengharapkan produk yang penulis buat dapat diterima dan dapat disenangi olehpara konsumen dantertanam dibenak masyarakat luas dengancara konsinyasinya ditoko cemilan.

5.2 Saran
Penulis menyadari bahwa proposal ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi penyempurnaan prososal ini.
Demikian proposal ini, semoga kegiatan usaha penulis ini sehingga dapat berjalan dengan baik dan penulis berharap dalam mengembangkan kreatifitas dapat bermanfaat bagi penulis dan masyarakat.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang membantu dalam penyusunan proposal ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik dantepat pada waktunya, sekian terimakasih.

Sumber: http://myndavie.blogspot.co.id/2015/03/contoh-proposal-usaha-kuliner.html

Sabtu, 07 November 2015

Demo Buruh 1 September 2015

Buruh mengancam jika tuntutannya tidak di kabulkan, merekan akan melakuakn mogok kerja nasional seluruh Indonesia, hal tersebut di ungkapkan Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal.

Berikut Tuntutan Buruh Pada Demo 1 September 2015
  1. Tolak masuknya tenaga kerja asing dan tolak dihapuskannya kewajiban berbahasa Indonesia bagi pekerja asing tersebut
  2. Tolak Rancangan Peraturan Pemerintah Pengupahan yang hanya berbasis inflasi plus dan Produk Domestik Bruto serta Revisi Kebutuhan Hidup Layak dari 60 item menjadi 84 item, Naikan Upah Minimum 22 persen untuk tahun 2016
  3. Turunkan harga barang sembilan bahan pokok dan bahan bakar minyak
  4. Tolak ancaman pemutusan hubungan kerja terhadap buruh akibat melemahnya nilai Rupiah dan perlambatan ekonomi, sehingga perlu ada insentif bagi pekerja yang terancam PHK.
  5. Perbaiki layanan program Jaminan Kesehatan, hapus sistem INA CBGs (Indonesia Case Base Groups) –aplikasi rumah sakit untuk mengajukan klaim kepada pemerintah, dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 59 Tahun 2014 tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan dalam Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan, tolak kenaikan iuran BPJS Kesehatan, tambah dana PBI (Penerima Bantuan Iuran) dari APBN menjadi Rp30 triliun, dan menuntut provider RS atau klinik di luar BPJS bisa digunakan untuk COB (coordination of benefit).
  6. Revisi PP Jaminan Pensiun, yaitu manfaat pensiun bagi buruh sama dengan Pegawai Negara Sipil, bukan Rp300 ribu per bulan.
  7. Bubarkan pengadilan buruh dan revisi total Undang-Undang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial tahun ini juga.
  8. Hapuskan perbudakan modern dengan mengesakan Rancangan UU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga
  9. Angkat para pekerja outsourcing, terutama di BUMN, karena BUMN kini menjadi raja outsourcing. Serta pecahkan permasalahan guru honor yang tidak mempunyai hubungan jelas dengan upah hanya sekitar Rp100 ribu-300 ribu
  10. Penjarakan Presiden Direktur PT. Mandom Indonesia Tbk karena telah lalai sehingga menyebabkan meninggalnya 27 orang dan 31 lainnya terancam PHK. Selain itu, kriminalisasi terhadap aktivis buruh juga kerap terjadi di mana banyak aktivis dipenjarakan. Di satu sisi ketika perusahaan salah, Kepolisian lambat sekali menindak. Juga copot Menteri Ketenagakerjaan karena tidak berbuat apapun dalam kasus yang melibatkan buruh.

Itulah Tuntutan Buruh terhadap pemerintah Joko Widodo yang dikutip dari situs resmi KSPI Indonsia kspi.or.id, Demo Buruh 1 September 2015 ini serentak di lakukan di 20 Provoinsi di Indonesia.

Menurut saya tuntutan-tuntutan yang dikeluarkan oleh buruh pada demo tanggal 1 September 2015 tentunya mempunyai dasar alasan untuk setiap poinnya. Namun ada 2 poin dari tuntutan-tuntutan yang dilancarkan buruh di atas yang perlu saya kritisi, yaitu pada poin nomor 2 dan poin nomor 3. Mengapa kedua poin tersebut perlu saya kritisi? Alasannya adalah karena kedua poin tersebut saya rasa kurang sinkron. Dapat kita lihat pada poin nomor 2 buruh menuntut kenaikan upah kenaikan jumlah item hidup layak, sedangkan pada poin nomor 3 buruh menuntut untuk menurunkan harga sembilan bahan pokok dan harga bahan bakar minyak. Menurut saya kedua poin tersebut tidak sinkron sebab pada poin nomor 2 buruh menuntut kenaikan upah dan jumlah item hidup layak, hal itu pastinya akan menyababkan meningkatnya tingkat konsumsi di masyarakat, sedangkan tingkat produksinya sangat tergantung dengan kerja dari buruh-buruh tersebut. Kenaikan jumlah konsumsi tentunya akan berdampak dengan inflasi atau kenaikan harga barang, jadi tuntutan yang dilakukan buruh pada poin nomor 3 saya rasa tidak sejalan dengan tuntutan pada poin nomor 2 karena pastinya harga sembilan bahan pokok dan harga bahan bakar minyak akan mengalami kenaikan juga pastinya.

Kira-kira seperti itu pendapat atau opini yang dapat saya sampaikan mengenai demo buruh pada tanggal 1 September 2015 yang lalu, semoga tidak menimbulkan pro dan kontra di masyarakat.

Sumber :

Sabtu, 31 Oktober 2015

CSR Pada PT. Pertamina

CSR
VISI CSR

Menuju Kehidupan Lebih Baik.

MISI CSR

  • Melaksanakan komitmen korporat atas Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang akan memberikan nilai tambah kepada semua pemangku kepentingan untuk mendukung pertumbuhan perusahaan.
  • Melaksanakan tanggung jawab korporat dan kepedulian sosial untuk sebuah pembangunan masyarakat yang berkelanjutan.


TUJUAN CSR

  • Secara Eksternal adalah membantu pemerintah Indonesia memperbaiki Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia, melalui pelaksanaan program-program yang membantu pencapaian target pembangunan millenium atau Millenium Development Goals (MDGs).
  • Secara Internal adalah membangun hubungan yang harmonis dan kondusif dengan semua pemangku kepentingan (stakeholder) untuk mendukung pencapaian tujuan korporasi terutama dalam membangun reputasi korporasi.


KRITERIA CSR PERTAMINA

Dalam pengembangan CSR Pertamina telah disusun 5 Kriteria untuk mencapai efektifitas pelaksanaan CSR di seluruh wilayah operasi perusahaan. Kriteria tersebut mencakup kepentingan bersama antara pemerintah, komunitas dan perusahaan, yaitu:


  1. Bermanfaat
  2. Berkelanjutan
  3. Dekat wilayah operasi
  4. Publikasi
  5. Mendukung PROPER

Minggu, 18 Oktober 2015

Pandangan terhadap Paket Kebijakan Ekonomi Jilid 3

KOMPAS.com — Untuk mengatasi dampak pelemahan ekonomi yang tengah melilit perekonomian Indonesia, Rabu (7/10/2015), pemerintah meluncurkan paket kebijakan ekonomi tahap III.

Paket ini untuk melengkapi dua paket kebijakan ekonomi yang sudah dilansir Presiden Joko Widodo pada September 2015 lalu. Melalui dua paket kebijakan terdahulu, pemerintah melakukan berbagai deregulasi untuk memperbaiki iklim usaha dan mempermudah perizinan usaha.

"Untuk kali ini, pemerintah menambahkan satu hal lagi, selain kemudahan dan kejelasan berusaha, yaitu menekan biaya," kata Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution kepada wartawan di Istana Kepresidenan (7/10/2015).

Seperti dikutip dari siaran pers Humas Kementerian Koordinator Perekonomian, paket kebijakan ekonomi tahap III mencakup tiga wilayah kebijakan:
Penurunan tarif listrik dan harga BBM serta gas.
Perluasan penerima kredit usaha rakyat (KUR).
Penyederhanaan izin pertanahan untuk kegiatan penanaman modal.

1. Penurunan harga BBM, listrik dan gas
a. Harga BBM
Harga avtur, LPG 12 kg, Pertamax, dan Pertalite efektif turun sejak 1 Oktober 2015.
Harga solar turun Rp 200 per liter baik untuk solar bersubsidi ataupun non-subsidi. Dengan penurunan ini, harga eceran solar bersubsidi akan menjadi Rp 6.700 per liter. Penurunan harga solar ini berlaku 3 hari sejak pengumuman ini.
Harga BBM jenis premium tetap alias tidak berubah, yakni Rp 7.400 per liter di Jawa, Madura, dan Bali (Jamali) dan Rp 7.300 per liter (di luar Jamali).

b. Harga gas
Harga gas untuk pabrik dari lapangan gas ditetapkan sesuai dengan kemampuan daya beli industri pupuk, yakni sebesar 7 dollar AS million metric british thermal unit (MMBTU).
Harga gas untuk industri lainnya (seperti petrokimia dan keramik) akan diturunkan sesuai dengan kemampuan industri masing-masing. Penurunan harga gas dimungkinkan dengan melakukan efisiensi pada sistem distribusi gas serta pengurangan penerimaan negara atau PNBP gas. Meski demikian, penurunan harga gas ini tidak akan memengaruhi besaran penerimaan yang menjadi bagian perusahaan gas yang berkontrak kerja sama.
Penurunan harga gas untuk industri tersebut akan efektif berlaku mulai 1 Januari 2016. "Karena masih harus mengubah aturan tentang PNBP-nya," ujar Darmin.

c. Tarif listrik
Tarif listrik untuk pelanggan industri I3 dan I4 akan turun mengikuti turunnya harga minyak bumi (automatic tariff adjustment).
Diskon tarif hingga 30 persen untuk pemakaian listrik mulai tengah malam pukul 23.00 hingga pagi hari pukul 08.00, pada saat beban sistem ketenagalistrikan rendah.
Penundaan pembayaran tagihan rekening listrik hingga 60 persen dari tagihan selama setahun dan melunasi 40 persen sisanya secara angsuran pada bulan ke-13, khusus untuk industri padat karya.


2. Perluasan penerima KUR
Setelah menurunkan tingkat bunga KUR dari sekitar 22 persen menjadi 12 persen pada paket kebijakan ekonomi tahap III ini, pemerintah memperluas penerima KUR. Kini keluarga yang memiliki penghasilan tetap atau pegawai dapat menerima KUR untuk dipergunakan dalam sektor usaha produktif.

"Melalui perluasan penerima KUR ini, pemerintah berharap akan muncul para wirausaha baru," ujar Darmin.

3. Penyederhanaan izin pertanahan untuk kegiatan penanaman modal
Kementerian ATR/BPN merevisi Permen Nomor 2 Tahun 2015 tentang Standar Pelayanan dan Pengaturan Agraria, Tata Ruang, dan Pertanahan dalam Kegiatan Penanaman Modal.
Beberapa substansi pengaturan baru ini mencakup beberapa hal, seperti: a. Pemohon mendapatkan informasi tentang ketersediaan lahan (semula 7 hari menjadi 3 jam); b. Seluruh permohonan didaftarkan sebagai bentuk kepastian bagi pemohon terhadap ketersediaan dan rencana penggunaan lahan. Surat akan dikeluarkan dalam waktu 3 jam; c. Kelengkapan perizinan prinsip:

Proposal, pendirian perusahaan, hak atas tanah menjadi persyaratan awal untuk dimulainya kegiatan lapangan.
Ada persyaratan yang dapat menyusul sampai dengan sebelum diterbitkannya keputusan tentang hak penggunaan lahan.

Jangka waktu pengurusan (persyaratan harus lengkap):

Hak guna usaha (HGU) dari semula 30–90 hari menjadi 20 hari kerja untuk lahan dengan luas sampai dengan 200 hektar, dan menjadi 45 hari kerja untuk lahan dengan luas di atas 200 hektar.
Perpanjangan/pembaruan HGU dari semula 20–50 hari menjadi 7 hari kerja untuk lahan dengan luas di bawah 200 hektar atau 14 hari kerja untuk lahan dengan luas di atas 200 hektar.
Permohonan hak guna bangunan/hak pakai dari semula 20–50 hari kerja dipersingkat menjadi 20 hari kerja (luas lahan sampai dengan 15 hektar) atau 30 hari kerja (luas lahan di atas 15 hektar).
Perpanjangan/pembaruan hak guna bangunan/hak pakai dari semula 20–50 hari kerja menjadi 5 hari kerja (luas lahan sampai dengan 15 hektar) atau 7 hari kerja (luas di atas 15 hektar).
Hak atas tanah dari semula 5 hari kerja diperpendek menjadi 1 hari kerja saja.
Penyelesaian pengaduan dari semula 5 hari kerja dipersingkat menjadi2 hari kerja.

Perpanjangan hak penggunaan lahan yang didasarkan pada evaluasi tentang pengelolaan dan penggunaan lahan, termasuk audit luas lahan, tidak lagi memakai persyaratan seperti awal permohonan.


Menurut saya, paket kebijakan ekonomi jilid 3 yang dikeluarkan oleh Bapak Presiden Joko Widodo sudah tepat karena isi dari paket kebijakan jilid 3 yang dikeluarkan mencakup penurunan tarif listrik dan harga BBM serta gas, perluasan penerima kredit usaha rakyat (KUR), serta penyederhanaan izin pertanahan untuk kegiatan penanaman modal. Hal ini saya rasa dapat memacu gairah dari para investor dalam maupun luar negeri untuk menanamkan modalnya di Indonesia, dan juga dapat meningkatkan kegiatan produksi maupun kegiatan ekonomi lainnya yang dapat mendorong perekonomian di Indonesia agar semakin baik. Salah satu bukti dari keefektifan kebijakan jilid 3 ini adalah penguatan kembali rupiah terhadap dollar setelah sebelumnya sempat melemah drastis. Namun ada saja rintangan yang harus dihadapi oleh pemerintahan Bapak Jokowi dan Bapak Jusuf Kalla setelah hingga saat ini beliau telah mengeluarkan sedikitnya 4 kebijakan ekonomi dan rencananya akan dirilis kembali kebijakan ekonomi jilid 5. Salah satu hal yang dapat menghambat perekonomian di Indonesia walaupun sudah dikeluarkan beberapa paket kebijakan ekonomi yaitu pola pikir masyarakat di Indonesia yang saat ini mayoritas dari penduduk masih memikirkan untuk “bekerja dimana?’, bukan berpikir untuk membuka lapangan pekerjaan baru. Dengan banyaknya lapangan pekerjaan baru tentunya dapat mengurangi tingkat pengangguran di dalam negeri serta dapat merangsang tingkat pertumbuhan ekonomi di Indonesia semakin baik.

Demikian pendapat atau opini yang dapat saya sampaikan terhadap paket kebijakan ekonomi jilid 3 yang dikeluarkan oleh pemerintah, semoga tidak menimbulkan pro / kontra di masyarakat karena ini hanya pendapat atau opini saya yang dapat saya sampaikan, terima kasih.

SUMBER :
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2015/10/08/083818826/Ini.Rincian.Paket.Kebijakan.Ekonomi.Jilid.III

Kamis, 21 Mei 2015

PENTINGNYA PENDIDIKAN DEMOKRASI BAGI TERLAKSANANYA NILAI - NILAI DEMOKASI DI INDONESIA

Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan secara otodidak. Setiap pengalaman yang memiliki efekformatif pada cara orang berpikir, merasa, atau tindakan dapat dianggap pendidikan.Pendidikan umumnya dibagi menjadi tahap seperti prasekolah, sekolah dasar, sekolahmenengah dan kemudian perguruan tinggi, universitas atau magang.

Kata demokrasi berasal dari bahasa Yunani yaitu Demos dan Kratein.Demos berartirakyat, sedangkan kratein berarti kekuasaan. Bentuk kekuasaan dari, oleh, dan untuk rakyat.Pendidikan yang demokratik adalah pendidikan yang memberikan kesempatan yangsama kepada setiap anak untuk mendapatkan pendidikan di sekolah sesuai dengankemampuannya. Pengertian demokratik di sini mencakup arti baik secara horizontal maupun vertikal.Maksud demokrasi secara horizontal adalah bahwa setiap anak, tidak ada kecualinya,mendapatkan kesempatan yang sama untuk menikmati pendidikan sekolah. Hal ini tercermin pada UUD 1945 pasal 31 ayat 1 yaitu : “Tiap-tiap warga negara berhak mendapat

pengajaran”.Sementaraitu,demokrasi secara vertikaialah bahwa setiap anak mendapat kesempatan yang sama untuk mencapai tingkat pendidikan sekolah yang setinggi-tingginyasesuai dengan kemampuannya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, demokrasi diartikan sebagai gagasan atau pandangan hidup yang mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama bagi semua warga negara. Dalam pendidikan, demokrasi ditunjukkan dengan pemusatan perhatian serta usaha pada si anak didik dalam keadaan sewajarnya (intelegensi, kesehatan,keadaan sosial, dan sebagainya). Di kalangan Taman Siswa dianut sikap tutwuri handayani,suatu sikap demokratis yang mengakui hak si anak untuk tumbuh dan berkembang menurutkodratnya.Pendidikan demokrasi pada hakekatnya membimbing peserta didik agar semakindewasa dalam berdemokrasi dengan cara mensosialisasikan nilai-nilai demokrasi, agar perilakunya mencerminkan kehidupan yang demokratis.Dengan demikian, tampaknya demokrasi pendidikan merupakan pandangan hidupyang mengutarakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama di dalam berlangsungnya proses pendidikan antara pendidik dan anak didik, serta juga dengan pengelola pendidikan.

Tujuan pendidikan demokrasi adalah untuk mempersiapkan warga masyarakat berpikir kritis dan berpikir demokratis.Namun demikian dalam Kaitan dengan pendidikan, persoalan, yang muncul adalah mungkinkah pendidikan demokrasi dilangsungkan dalamsuasana sekolah yang sangat birokratis, hirairkis-sentralistis dan elitis.

Dengan demikian tampaklah bahwa demokrasi pendidikan merupakan pandanganhidup yang mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama di dalam berlangsungnya proses pendidikan antara pendidik dan anak didik, serta juga dengan pengeola pendidikan.Karena itulah demokrasi pendidikan dalam pengertian yang lebih luas, patut selalu dianalisissehingga memberikan manfaat dalam praktek kehidupan dan pendidikan yang paling tidakmengandung hak-hak sebagai berikut:Rasa hormat terhadap harkat dan martabat sesama manusia.

Dalam hal ini demokrasi dianggap sebagai pilar pertama untuk menjamin persaudaraan hak manusia dengan tidak memandang jenis kelamin, umur, warna kulit, agamadan bangsa

Demokrasi pendidikan merupakan proses buat memberikan jaminan dan kepastianadanya persamaan kesempatan buat mendapatkan pendidikan di dalam masyarakat tertentu.

Pelaksanaan demokrasi pendidikan di Indonesia pada dasarnya telah dikembangkansedemikian rupa dengan menganut dan mengembangkan asas demokrasi dalam pendidikannya, terutama setelah diproklamirkannya kemerdekaan, hingga sekarang.

Jumat, 03 April 2015

Penalaran Induktif / Berpikir Induktif


Proses bernalar pada umumnya terbagi atas 2 macam, yaitu penlaran induktif dan penalaran deduktif. Namun pada kesempatan kali ini saya hanya akan menjelaskan tentang Penalaran Induktif saja.

Penalaran induktif adalah proses berpikir logis yang diawali dengan observasi data, pembahasan, dukungan pembuktian, dan diakhiri kesimpulan umum. Kesimpulan ini dapat berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum atas fakta yang bersifat khusus. Penalaran induktif pada dasarnya terbagi atas 3 macam, yaitu :
1. Generalisasi
Generalisasi adalah proses penalaran berdasarkan pengamatan atas sejumlah gejala (data) yang bersifat khusus, serupa, atau sejenis yang disusun secara logis dan diakhiri dengan kesimpulan yang bersifat umum.
2. Analogi
Analogi adalah proses penalaran berdasarkan pengamatan terhadap gejala khusus dengan membandingkan atau mengumpamakan suatu objek yang sudah teridentifikasi secara jelas terhadap objek yang dianalogikan sampai dengan kesimpulan yang berlaku umum.
3. Sebab-akibat
Sebab-akibat adalah proses penalaran berdasarkan hubungan ketergabungan antargejala yang mengikuti pola sebab-akibat, akibat-sebab, atau sebab – akibat-akibat.

Contoh :
Seorang polisi lalu lintas mengamati proses peristiwa di tempat kejadian perkara suatu kejadian kecelakaan lau lintas di perempatan Rawamangun Muka, persilangan Rawamangun Muka – Utan Kayu dan Cililitan – Tanjung Priok yang terjadi pada tanggal 10 Juli 2000 pukul 12:30 WIB. Sebuah sepeda motor dari arah Tanjung Priok menabrak mobil sehingga pintu mobil di bagian kiri rusak, penyok sedalam 10 cm, dan sepeda motor tergeletak di dekat mobil yang ditabraknya. Seorang saksi mata menuturkan bahwa pengendara sepeda motor tersebut terkapar jatuh 1,5 meter di sebelah kiri sepeda motornya. Dalam pengamatannya, melalui proses perhitungan waktu, polisi menyatakan bahwa pada saat mobil melintas dari arah Cililitan ke Rawamangun Muka lampu hijau menyala dan dibenarkan oleh para saksi. Polisi menyatakan bahwa dalam keadaan lampu merah sepeda motor berkecepatan tinggi dari arah Tanjung Priok menabrak mobil yang sedang berbelok dari arah selatan ke arah Rawamangun Muka. Hasil pengamatan: pengendara motor terbukti bersalah. Kesimpulan: (1) pengendara sepeda motor harus membiayai perbaikan mobil yang ditabraknya, (2) membayar denda atas pelanggarannya.

Sumber :

https://books.google.co.id/books?id=BADrCn6lQ0oC&pg=PA211&dq=penalaran+induktif&hl=id&sa=X&ei=6yIYVdWIA4jd8AXhhYDgAQ&ved=0CB8Q6AEwAQ#v=onepage&q=penalaran%20induktif&f=false

Senin, 10 November 2014

PERILAKU KONSUMEN

1.EVALUASI ALTERNATIF SEBELUM PEMBELIAN

- kriteria alternatif

Kriteria evaluasi berisi dimensi atau atribut tertentu yang digunakan dalam menilai alternatif-alternatif pilihan. Kriteria alternatif dapat muncul dalam berbagai bentuk, misalnya dalam membeli mobil seorang konsumen mungkin mempertimbangkan criteria, keselamatan, kenyamana, harga, merek, negara asal (country of origin) dan juga spek hedonik seperti gengsi, kebahagiaan, kesenangan dan sebagainya.
Beberapa kriteria eveluasi yang umum adalah:
1. Harga
Harga menentukan pemilihan alternatif. Konsumen cenderung akan memiliha harga yang murah untuk suatu produk yang ia tahu spesifikasinya. Namun jika konsumen tidak bisa mengevaluasi kualitas produk maka harga merupakan indicator kualitas. Oleh karena itu strategi harga hendaknya disesuaikan dengan karakteristik produk.
2. Nama Merek
Merek terbukti menjadi determinan penting dalam pembelian obat. Nampaknya merek merupakan penganti dari mutu dan spesifikasi produk. Ketika konsumen sulit menilai criteria kualitas produk, kepercayaan pada merek lama yang sudah memiliki reputasi baik dapat mengurangi resiko kesalahan dalam pembelian.
3. Negara asal
Negara dimana suatu produk dihasilkan menjadi pertimbangan penting dikalangan konsumen. negara asal sering mencitrakan kualitas produk. Konsumen mungkin sudah tidak meraguakan lagi kualitas produk elektronik dari Jepan. Sementara, untuk jam tangan nampaknya jam tangan buatan Swiss meruapak produk yang handal tak teragukan.
4. Saliensi ( Atribut yang mencolok)
Konsep saliensi mencerminkan ide bahwa kriteria evaluasi kerap berbeda pengaruhnya untuk konsumen yang berbeda dan juga produk yang berbeda. Pada suatu produk mungkin seorang konsumen mempertimbangkan bahwa harga adalah hal yang penting, tetapi tidak untuk produk yang lain. Atribut yang mencolok (salient) yang benar-benar mempengaruhi proses evaluasi disebut sebagai atribut determinan.

-menentukan alternatif pilihan

Sejumlah besar penelitian dan strategi pemasaran telah mengasumsikan pembuat keputusan konsumen rasional dengan yang terdefinisi dengan baik, preferensi stabil. Konsumen juga dianggap memiliki kemampuan cukup untuk menghitung pilihan mana yang akan memaksimalkan nilainya, dan akan memilih atas dasar ini.
·         Pilihan afektif
pilihan afektif yang paling mungkin ketika motif yang mendasari consummatory daripada instrumental. Consummatory motif mendasari perilaku yang secara intrinsik bermanfaat untuk individu yang terlibat. Motif Instrumental mengaktifkan perilaku yang dirancang untuk mencapai tujuan kedua. memvisualisasikan bagaimana manfaat yang dirasakan selama dan setelah pengalaman konsumsi. Hal ini sangat penting bagi merek baru atau produk dan jasa. Konsumen yang telah memiliki pengalaman dengan sebuah produk atau merek memiliki dasar untuk membayangkan respon afektif  yang dihasilkan.
·         Atribut berbasis versus atribut proses pilihan.

-menaksir alternatif pilihan

Kriteria yang telah di tentukan seperti diatas kemudian akan memunculkan beberapa alternatif produk,  alternatif ini lah yang digunakan konsumen dalam Menaksir alternatif pilihan. Dalam menaksir suatu alternatif dari pilihan yang ada maka konsumen harus memikirkan resiko yang akan diterima apabila konsumen memilih alternatif tersebut, dan meninggalkan alternatif  lain yang ada.

Ada tiga sudut pandang dalam menganalisis/menaksir alternatif  pilihan keputusan konsumen :

1. Sudut Pandang Ekonomis

Konsumen sebagai orang yang membuat keputusan secara rasional, yang mengetahui semua alternatif produk yang tersedia dan harus mampu membuat peringkat dari setiap alternatif yang ditentukan dipertimbangkan dari kegunaan dan kerugiannya serta harus dapat mengidentifikasikan satu alternatif yang terbaik, disebut economic man.

2. Sudut Pandang Kognitif

Konsumen sebagai kognitif man atau sebagai problem solver. Kosumen merupakan pengolah informasi yang selalu mencari dan mengevaluasi informasi tentang produk dan gerai. Pengolah informasi selalu berujung pada pembentukan pilihan, terjadi inisiatif untuk membeli atau menolak produk. Cognitive man berdiri di antara economic man dan passive man, seringkali cognitive man punya pola respon terhadap informasi yang berlebihan dan seringkali mengambil jalan pintas, untuk memenuhi pengambilan keputusannya pada keputusan yang memuaskan.

3. Sudut Pandang Emosianal

Menekankan emosi sebagai pendorong utama, sehingga konsumen membeli suatu produk. Favoritisme buktinya seseorang berusaha mendapatkan produk favoritnya, apapun yang terjadi. Benda-benda yang menimbulkan kenangan juga dibeli berdasarkan emosi. Anggapan emotional man itu tidak rasional adalah tidak benar. Mendapatkan produk yang membuat perasaannya lebih baik merupakan keputusan yang rasional.

- Menyeleksi Aturan Pengambilan Keputusan

Dalam mengambil keputusan terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yang paling utama adalah yang paling maksimal dakam memenuhi berbagai kriteria yang dapat di capai oleh produk.
Tingkat tinggi satu atribut tidak dapat mengimbangi tingkat rendah yang lain. keputusan disjungtif aturan dan kata penghubung dapat menghasilkan seperangkat alternatif yang bisa diterima, sedangkan sisanya aturan umumnya menghasilkan satu “terbaik” alternatif.
Kata penghubung Aturan Keputusan
Aturan keputusan kata penghubung menetapkan standar kinerja minimum yang diperlukan untuk setiap kriteria evaluatif dan memilih yang pertama atau semua merek yang memenuhi atau melebihi standar minimum.
Karena individu memiliki keterbatasan kemampuan untuk memproses informasi, aturan kata penghubung yang sering digunakan untuk mengurangi ukuran tugas pengolahan informasi untuk beberapa tingkat dikelola
Disjungtif Aturan Keputusan
Aturan keputusan disjungtif menetapkan tingkat minimum kinerja untuk setiap atribut yang penting (sering level yang cukup tinggi). Ketika aturan pengambilan keputusan disjungtif digunakan oleh target pasar, sangat penting untuk memenuhi atau melampaui konsumen persyaratan pada setidaknya salah satu kriteria kunci.

Eliminasi oleh aspek Aturan Keputusan
Untuk target pasar menggunakan eliminasi oleh aspek aturan, sangat penting untuk memenuhi atau melampaui  satu atau lebih persyaratan konsumen persyaratan (dalam urutan) dari kriteria yang digunakan dari kompetisi.
Leksikografis Aturan Keputusan
Aturan pengambilan keputusan leksikografis mirip dengan eliminasi-oleh aspek aturan-. Perbedaannya adalah bahwa aturan leksikografis mencari kinerja maksimum pada setiap tahap, sedangkan eliminasi oleh aspek mencari kinerja yang memuaskan pada setiap tahap.
Kompensasi Aturan Keputusan
Aturan keputusan kompensasi menyatakan bahwa merek yang tingkatan tertinggi pada jumlah konsumen penilaian dari kriteria evaluatif yang relevan akan dipilih.memiliki tingkat kinerja pada atau di dekat kompetisi pada pentingnya fitur lebih karena mereka menerima lebih berat dalam keputusan daripada atribut lainnya.    
Keputusan pembelian :
Menurut (Kotler, 2000:204) tahap-tahap yang dilewati pembeli untuk mencapai keputusan membeli melewati lima tahap, yaitu:
a. Pengenalan Masalah
b. Pencarian Informasi
c. Evaluasi alternatif
d. Keputusan Membeli
e. Tingkah laku pasca pembelian.
Contoh kasus :

Istilah pasar banyak diartikan secara beda sesuai dengan sudut pandang penglihatan. Disini, kebutuhan dan keinginan konsumen mengawali kehadiran produk yang dapat memenuhinya. Hal tersebut, terungkap melalui jembatan penyeberangan motivasi dan kemampuan membeli yang dimiliki konsumen. Analisa pasar adalah suatu proses untuk menentukan potensi penjualan. Potensi pasar adalah suatu perkiraan kapasitas dari suatu pasar untuk menyerap barang produksi. Perkiraan tersebut bisa dinyatakan dalam bentuk fisik atau dalam jumlah mata uang, atau bisa dalam bentuk persentase. Analisi pasar perpindahan kartu pra bayar disini, yaitu memperkirakan atau memprediksi pangsa pasar di masa akan datang dengan melihat besar persentase loyalitas pelanggan untuk tetap setia atau beralih ke
suatu merek selama kurun waktu satu tahun.

Kartu pra bayar GSM adalah suatu kartu telepon GSM yang pembayarannya dilakukan pada awal pembayaran sebelum digunakan, sedangkan yang dimaksud dengan kartu pasca bayar GSM adalah kartu telepon GSM yang pembayarannya dilakukan diakhir atau setelah penggunaan telepon. Biasanya jenis kartu pasca bayar ini tidak sering digunakan karena tergolong lebih rumit baik dari segi pembayaran dan peregistrasiannya, cara pembayaran kartu ini sama halnya dengan rekening listrik, penggunaan kartu kredit dan rekening telepon rumah.

Oleh karena itu, banyak konsumen yang menggunakan jenis kartu pra bayar GSM dibandingkan dengan kartu pasca bayar. Khususnya studi kasus dalam penelitian ini yaitu pada mahasiswa UNDIP Semarang. Kalangan mahasiswa lebih banyak menggunakan kartu pra bayar dikarenakan kartu pra bayar lebih mudah dalam pembayaran dan besar nilai nominal dalam isi ulang kartu pra bayar ini dapat disesuaikan dengan keuangan mahasiswa.

Seiring dengan perkembangan perekonomian yang semakin dinamis, yang ditandai dengan adanya perubahan-perubahan dalam dunia bisnis dan tingkat persaingan yang semakin meningkat, menyebabkan semakin banyak konsumsi produk yang ditawarkan di pasar guna memenuhi kebutuhan konsumen. Persaingan bisnis yang ketat salah satunya ditunjukkan dengan semakin beraneka ragamnya jenis produk dan fitur-fitur yang diberikan atau ditawarkan, karena dengan semakin banyaknya varian merek produk sejenis beserta fitur-fiturnya yang saling beradu kelebihan memikat konsumen, maka akan semakin besar kemungkinan dari keinginan konsumen untuk beralih ke pemilihan merek lainnya (brand switching) atau tetap setia pada produk yang disukainya.. Selama kurun waktu setahun, konsumen memungkinkan untuk melakukan perpindahan merek kartu pra bayar GSM lebih dari satu kali. Akan tetapi, perpindahan merek ini dihitung dari pertama kali konsumen menggunakan merek tertentu sampai dengan terakhir kali konsumen menggunakan merek tertentu.

Persaingan ketat pada bisnis Kartu Prabayar GSM dari berbagai Operator Telepon Seluler menuntut strategi perubahan dan perbaikan secara lebih baik dalam menghasilkan produk atau layanan yang berkualitas tinggi dengan harga yang wajar dan bersaing. Operator telepon seluler perlu mengetahui perpindahan merek untuk masing-masing periodenya dan menganalisis atribut-atribut produk dan layanan yang menjadi peringkat preferensi konsumen dalam memilih dan membeli suatu produk atau layanan. Penelitian ini memanfaatkan analisis merek dengan metode rantai markov.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tetap loyalnya atau berpindahnya konsumen dapat diketahui dari peringkat preferensi konsumen terhadap atribut atau layanan yang paling dipertimbangkan. Dari hasil penelitian bahwasanya harga kartu perdana/voucher isi ulang merupakan faktor yang paling berpengaruh bagi konsumen untuk tetap loyal karena harga kartu perdana / voucher isi ulang menduduki peringkat pertama. Banyak konsumen yang berpindah merek ke kartu pra bayar IM3, ini ditunjukkan oleh tingginya angka probabilitas transisi, konsumen dari merek kartu pra bayar IM3 juga memiliki loyalitas paling tinggi, kemudian diikuti merek kartu pra bayar Simpati, Mentari, AS, XL, Three dan Axis. Kondisi steady state terjadi pada periode ke-29, sehingga didapatkan kemungkinan probabilitas pasar yang akan datang untuk kartu pra bayar Simpati sebesar 4,43%; AS sebesar 3,87%; IM3 sebesar 76,25%; Mentari sebesar 0,18%; XL sebesar 1,33%; Three sebesar 4,83% dan Axis sebesar 9,11%.

2. PEMBELIAN

- proses keputusan membeli

Dalam proses pengambilan keputusan pembelian terdapat 5 tahap:

1.Pengenalan masalah (problem recognition). Konsumen akan membeli suatu produk sebagai solusi atas permasalahan yang dihadapinya. Tanpa adanya pengenalan masalah yang muncul, konsumen tidak dapat menentukan produk yang akan dibeli.
2.Pencarian informasi (information source). Setelah memahami masalah yang ada, konsumen akan termotivasi untuk mencari informasi untuk menyelesaikan permasalahan yang ada melalui pencarian informasi. Proses pencarian informasi dapat berasal dari dalam memori (internal) dan berdasarkan pengalaman orang lain (eksternal).
3.Mengevaluasi alternatif (alternative evaluation). Setelah konsumen mendapat berbagai macam informasi, konsumen akan mengevaluasi alternatif yang ada untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya.
4.Keputusan pembelian (purchase decision). Setelah konsumen mengevaluasi beberapa alternatif strategis yang ada, konsumen akan membuat keputusan pembelian.Terkadang waktu yang dibutuhkan antara membuat keputusan pembelian dengan menciptakan pembelian yang aktual tidak sama dikarenakan adanya hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan.
5.Evaluasi pasca-pembelian (post-purchase evaluation) merupakan proses evaluasi yang dilakukan konsumen tidak hanya berakhir pada tahap pembuatan keputusan pembelian. Setelah membeli produk tersebut, konsumen akan melakukan evaluasi apakah produk tersebut sesuai dengan harapannya. Dalam hal ini, terjadi kepuasan dan ketidakpuasan konsumen. Konsumen akan puas jika produk tersebut sesuai dengan harapannya dan selanjutnya akan meningkatkan permintaan akan merek produk tersebut pada masa depan. Sebaliknya, konsumen akan merasa tidak puas jika produk tersebut tidak sesuai dengan harapannya dan hal ini akan menurunkan permintaan konsumen pada masa depan

- memilih alternatif terbaik

Terjadinya transaksi pembelian (dipandang dari sisi pemasaran) yaitu :

Pembelian yang direncanakan: biasanya terjadi berdasarkan kebutuhan, artinya si konsumen memang membutuhkan barang-barang tertentu.

Dalam hal pembelian yang telah direncanakan, biasanya konsumen telah memiliki pengetahuan yang lengkap tentang produk yang hendak mereka beli. Misalnya pengetahuan tentang merek, tentang harga, kemasan, keandalan, pelayanan dan lain sebagainya. Perhatian utamanya adalah pada barang-barang yang biasa atau terbiasa dia konsumsi/gunakan kecuali ada rangsangan-rangsangan tertentu dari produk substitusi sehingga si konsumen melihat manfaat lebih dari produk substitusi tersebut.

Pembelian yang tidak direncanakan : terjadi karena konsumen melihat atau merasakan manfaat lain dari manfaat utama produk yang mereka beli.

-memilih sumber-sumber pembelian

sumber-Sumber Pembelian Intern :

1. Motivasi

merupakan kebutuhan yang cukup menekan untuk mengarahkan seseorang mencari cara untuk memuaskan kebutuhan tersebut. Beberapa kebutuhan bersifat biogenik, kebutuhan ini timbul dari suatu keadaan fisiologis tertentu, seperti rasa lapar, rasa haus, rasa tidak nyaman. Sedangkan kebutuhan-kebutuhan lain bersifat psikogenik yaitu kebutuhan yang timbul dari keadaan fisologis tertentu, seperti kebutuhan untuk diakui, kebutuhan harga diri atau kebutuhan diterima.
Seperti yang diterangkan oleh teori Robert Maslow: Dimulai dengan kebutuhan-kebutuhan fisiologis (lapar, haus), disusul kebutuhan-kebutuhan
keselamatan (perasaan aman, perlindungan), kemudian kebutuhan-kebutuhan sosial (perasaan menjadi anggota lingkungan dan dicintai), selanjutnya kebutuhan-kebutuhan untuk dihargai (harga diri, pengakuan, status) dan mengkerucut ke kebutuhan-kebutuhan pernyataan diri (pengembangan dan perwujudan diri).

2. Belajar
Proses dimana seseorang memilih, mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti dari dunia ini. Sewaktu orang berbuat, mereka belajar. Belajar menggambarkan perubahan dalam perilaku seseorang individu yang bersumber dari pengalaman.
Melalui perbuatan dan belajar, orang memperoleh kepercayaan dan sikap. Kepercayaan adalah gagasan deskriptif yang dianut oleh seseorang tentang sesuatu. Sebuah sikap, menggambarkan penilaian kognitif yang baik maupun tidak baik, perasaan-perasaan emosional dan kecenderungan berbuat yang bertahan selama waktu tertentu terhadap beberapa obyek atau gagasan.
3. Kepribadian
Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur, tahapan daur hidup,pekerjaan,situasi ekonomi,gaya hidup,serta kepribadian dan konsep diri pembeli.Konsumsi seseorang juga dibentuk oleh tahapan siklus hidup keluarga.Pekerjaan mempengaruhi barang dan jasa ang dibelinya.Situasi ekonomi seseorang akan mempengaruhi pemilihan produk.
· Sumber-sumber Pembelian ekstern

1. Kebudayaan
faktor budaya adalah salah satu pengaruh yang paling berdampak luas dalam perilaku konsumen.
Contohnya saja seorang konsumen yang sudah sangat cinta dengan kebudayaan bangsanya,sehingga ia selalu menggunakan prodak dalam negeri dan tidak mau menggunakan prodak luar.memang tidak semua konsumen seperti itu,masih terdapat konsumen-konsumen yang tidak mempunyai jiwa kebudayaan yang melekat utuh
didalam dirinya,sehingga ia masih dengan mudah terpengaruh oleh kebudayaan asing,dan menggunakan produk-produk dari luar.
2. Kelompok Sosial dan Refrensi
Pada umumnya konsumen sering meminta pendapat dari orang sekitas dan lingkungannya tentang produk apa yang harus dibeli.
Faktor Sosial terdiri dari 3 bagian, yaitu :

- Kelompok acuan : semua kelompok yang memilki pengaruh langsung terhadap sikap / prilaku seseorang. Dengan pendapat yang diperoleh dari suatu kelompok maka konsumen dapat membuat keputusan konsumsi.

- Keluarga sebagai organisasi pembelian konsumen
yang paling penting juga berpengaruh secara langsung terhadap keputusan seseorang dalam membeli barang sehari-hari.
- Peran : meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan seseorang. Suatu produk atau merk dapat menggambarkan peran dan status pamakainya.

3. Keluarga

Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat. Keputusan pembelian keluarga, tergantung pada produk, iklan dan situasi.
Seseorang umumnya berpartisipasi dalam kelompok selama hidupnya-keluarga, klub, organisasi. Posisi seseorang dalam setiap kelompok dapat diidentifikasikan dalam peran dan status. Setiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh masyarakat.
Para anggota keluarga dapat mempengaruhi dengan kuat terhadap perilaku membeli. Kita dapat membedakan dua maaca keluarga dalam kehidupan pembeli. Pertama, keluarga sebagai sumber orientasi yang terdiri dari orangtua. Kedua, keluarga sebagai sumber keturunan.

sumber:
http://digilib.petra.ac.id/
http://kmpk.ugm.ac.id/
http://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku_konsumen
http://princessrinaa.blogspot.com/2011/11/www.bappenas.go.id/get-file-server/node/8567/